Korea Utara Membantu Iran Dalam Pengembangan Roket ICBM

Korea Utara Membantu Iran Dalam Pengembangan Roket ICBM



bagaimana Iran menempatkan satelit di orbit dengan teknologi domestik? Mari kita bahas kemampuan Iran dalam pengembangan satelit, yang dimulai dengan pembentukan Badan Antariksa Iran-Isa pada Februari 2004. Pada Februari 2008, Iran juga mulai menguji roket sendiri dengan peluncuran Kavosgar 1, yang tidak ditujukan untuk menempatkan satelit ke orbit.


Pada 17 Februari 2008, Iran gagal dalam pengujian roket Simok yang lebih besar. Namun, meskipun mengalami kegagalan, Iran terus berupaya mengembangkan teknologi baru. Setahun kemudian, Iran berhasil menempatkan satelit ke orbit menggunakan roket Safir, menjadikannya negara kesembilan yang mampu melakukan hal ini.


Baik SAFIR maupun C-MORG dirancang untuk jarak menengah. AS memperkirakan bahwa banyak dari C-MORG dapat digunakan kembali untuk pengembangan jarak jauh. Dengan demikian, roket ini memiliki dua fungsi: dapat meluncurkan satelit ke luar angkasa dan sisa roketnya bisa dimanfaatkan sebagai ICBM.


Dikatakan bahwa roket ini mampu mengangkat beban 250 kg ke orbit 500 km di atas permukaan laut. Simok sendiri telah mengalami beberapa kegagalan sebelum berhasil diluncurkan. Peluncuran pertamanya dilakukan pada 27 Juli 2017 dari Imam Khomeini di Semnan, di utara Iran. 


Menurut salah satu media, peluncuran pertama Simok mengalami kegagalan, di mana roket tersebut diperkirakan akan meledak sebelum mencapai luar angkasa. Meskipun demikian, Iran tidak menyerah dan melakukan upaya kedua pada 9 September 2020. Dalam peluncuran tersebut, Iran mencoba kembali meluncurkan SLV Simok, tetapi meski tahap pertama dan kedua berfungsi dengan baik, satelit tidak berhasil mencapai orbit yang diinginkan.


Ada indikasi bahwa Iran mungkin telah meminta bantuan dari negara lain dalam pengembangan roketnya. Selama peluncuran, dilaporkan bahwa setidaknya dua komponen roket, termasuk mesin berdiameter besar, dipindahkan dari Korea Utara ke Iran. AS juga meyakini bahwa Korea Utara menyediakan desain untuk Iran.


Pemisahan dan propulsi tahap untuk roket Simok pada tahun 2017 menunjukkan bahwa program rudal antariksa Iran mungkin bertransisi menjadi ICBM, karena teknologi yang digunakan dalam roket antariksa tersebut mirip dengan rudal balistik. Ini akan berfungsi sebagai uji coba untuk mengembangkan teknologi ICBM.


Apa pendapat Anda? Korea utara juga memiliki kerja sama dengan Iran, bukan? Silakan berikan komentar dan pendapat Anda.





Komentar